SUARA NEGERI ■ Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, Dr. Ir. H. Marjani Sultan, M.Si., memberikan paket konversi BBM ke BBG untuk kapal perikanan bagi nelayan di Halaman Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar, pada Selasa (27/10/2020).
Program konversi ini merupakan program Kemitraan antara Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI. Kali ini ada 1.358 paket yang akan dibagikan ke nelayan.
Pemberian paket konversi BBM ke BBG ini untuk yang kedua kalinya di Kabupaten Kepulauan Selayar. Pada Tahun 2018 kemarin paket konversi yang sama sebanyak 1.261 dibagikan kepada masyarakat nelayan kecil.
“Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian ESDM melalui Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Ditjen Migas atas terpilihnya kembali Kepulauan Selayar menjadi salah satu daerah penerima paket konverter BBM ke BBG. Program ini merupakan yang kedua kalinya di Kabupaten Kepulauan Selayar setelah tahun 2018,” ujar Marjani Sultan.
Dia menjelaskan, bahwa program konversi BBM ke BBG ini adalah terobosan yang sangat baik karena langsung menjawab permasalahan. Nelayan pada umumnya adalah pengguna armada kecil dan mesin katinting yang tersebar di seluruh desa pesisir dan pulau-pulau kecil.
Menurutnya, biaya BBM merupakan pengeluaran terbesar nelayan kecil dalam melaut. Dengan penghematan sampai 50% diharapkan dapat membantu ekonomi keluarga dan dapat meningkatkan intensitas dan produktifitas dalam melaut.
Seperti diketahui, program konversi BBM ke BBG untuk nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG (Liquified Petroleum Gas) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap Ikan bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.
Sedangkan perwakilan dari Direktorat Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Ditjen Migas yang hadir dalam acara menguraikan kelima manfaat utama program konversi BBM ke BBG yang nelayan harus ketahui.
Dalam uraiannya, Pertama, harga BBG lebih murah dari BBM. Penghematan biaya operasional dengan menggunakan elpiji bisa berkisar 30-50 persen dibandingkan BBM jenis minyak solar.
“Sebagai daerah kepulauan, konverter kit akan sangat membantu dalam mengurangi ketergantungan terhadap BBM bersubsidi. BBM di Kabupaten Kepulauan Selayar sering kali tidak terdistribusi dengan baik akibat faktor cuaca,” kata Marjani Sultan.
Kedua adalah perawatan mesin elpiji lebih mudah. Paket yang dibagikan terdiri atas mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, dua tabung elpiji 3 kg, dan aksesoris pendukung lainnya seperti reducer, regulator, dan mixer. Rakitan sederhana dan bahan bakar lebih bersih menjadikan perawatan mesin elpiji lebih mudah dan lebih awet dibandingkan menggunakan BBM. Ketiga adalah BBG aman dalam penggunaannya.
Manfaat keempat, emisi lebih rendah yakni BBG memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan BBM. Hal ini disebabkan rantai karbon gas lebih pendek dibandingkan minyak, sehingga angka oktan BBG menjadi lebih tinggi dari BBM dan emisi CO2 yang dihasilkan pun lebih rendah dari BBM.
Kelima adalah membantu ekonomi nelayan kecil. Bantuan ini diberikan kepada nelayan kecil dengan kriteria memiliki kartu identitas nelayan, menggunakan alat penangkap ikan ramah lingkungan, memiliki kapal ukuran di bawah lima gross tonnage (GT) yang daya mesinnya di bawah 13 horse power (HP) serta belum pernah mendapat bantuan serupa dari pemerintah pusat atau daerah.
Penerima bantuan pertama tahun 2018, Bakri, seorang nelayan Desa Kahu-Kahu, mengaku 1 tabung setara dengan 12 liter bensin dengan 1 mesin kapal dan 1 mesin genset.
“Bersyukur diberi bantuan ini tahun 2018 lalu karena yang sangat signifikan yang saya rasakan adalah hemat biaya. Bantuan itu masih saya pakai hingga saat ini,” papar Bakri.
■ R-027