SUARA NEGERI ■ Lebih dari 270 daerah ikuti pilkada serentak di negara kita. Tak terkecuali di kabupaten Pemalang, Jateng.
Pemilihan kepala daerah (pilbup) dan Pilkades di beberapa desa, juga akan di adakan di penghujung tahun ini.
Berdasarkan keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pemalang beregister 376/PL 02.3 kpt/IX /2020 tentang penetapan nomor urut dan daftar calon bupati dan wakil bupati peserta peserta pilpub 2020,pasangan HM Agus Sukoco dan Eko Priyono yang di usung oleh PDIP, Golkar, dan Nasdem mendapat no urut 1.
Lalu, pasangan AMAN alias Agung -Mansyur dengan kendaraan PPP, Gerindra dapat undian no2, sedangkan usungan PKS dan PKB ada pasangan Iskandar - Ahmad Wardana di urutan no 3.
Ke 3 Paslon yang bertarung merupakan putra putra terbaik di kabupaten Pemalang. Sebelum pencalonannya mereka sudah punya andil membangun pemalang, sehingga banyak kalangan berharap dengan terpilihnya salah satu Paslon bisa membawa Pemalang setara dengan kabupaten lain dan visi misinya betul-betul di laksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan pemaparannya saat safari politik ke pelbagai penjuru hingga pelosok desa terpencil .
Alat peraga kampanye berupa Banner, baliho, poster berbagai ukuran sudah marak terpampang di tempat tempat strategis. Bagi mereka, hal ini menandakan pergulatan sengit dalam merebut simpati calon pemilih sedang berkobar .
Biasanya perang adu gambar mengisyaratkan Pergerakan kandidat cabup beserta timses pusat (tingkat kabupaten) hingga tingkat RT sudah coneck dan selaras. Endingnya sasaran perekrutanya pemilih sudah di level rumah tangga. Di sinilah proses dor to dor akan di lakukan oleh Timses tingkat RT.
Kharisma kandidat merupakan modal dasar dalam menarik simpati, namun peran timses juga sangat penting peranannya dalam merebut hati simpatisan dengan demikian
"CALON" harus punya timsesus yang terdiri dari beberapa orang yang sangat setia, cerdas, cekatan, jujur dan tegas serta ahli di bidangnya.
Masuknya penyusup (penghianat) atau orang yang hanya ingin mencari kesempatan dalam kesempitan harus di hindari, karena akan mengganggu kinerja yang lain.
Dalam pemilihan jabatan apa pun, seorang kandidat rawan di gembosi dari dalam. Inilah yang harus "diwaspadai "oleh mereka yang sedang atau yang akan mencalonkan diri dalam jabatan publik dan politik.
Waktu masih muda, saya termasuk salah satu dari sekian banyak orang yang suka bermain di berbagai perhelatan politik.
Bisa diartikan saya selalu masuk dalam jajaran timses perorangan maupun organisasi/ kepartaian. Seringnya dukung mendukung dalam berbagai pemilihan di level Pilkades hingga pilpres, saya jadi tahu dan yakin bahwa bunglon/penyusup pasti ada tujuannya merongrong kekuatan dari dalam, atau sekedar menjegal rekan sendiri. Dampak yang di timbulkan bisa berakibat buruk pada area yang di kendalikan.
Biasanya orang seperti itu akan merangsek masuk mengincar sendi sendi penting dalam tim. Yang lebih lucu ada kalanya hanya sekedar mencari kepuasan bathin dan keuntungan pribadi, "mahluk" jenis ini akan melakukan segala cara demi maksud dan tujuannya.
■ Himawan