SUARA NEGERI ■ Viralnya video tiktok dua orang siswi SMKN 1 Kepulauan Selayar yang sedang melakukan aksi joget diatas kursi saat proses belajar mengajar berlangsung, masih menuai kecaman dan prostes dari berbagai pihak,utamanya dari tenaga pendidik yang ada di Kepulauan Selayar.
Aksi joget-joget tersebut dilakukan oleh kedua orang siswi dihadapan guru yang sedang mengajar, namun guru yang bersangkutan tidak melarang ataupun menegur siswi yang melakukan aksi kurang sopan tersebut.
Sebelumnya, Pihak sekolah telah menegur dan memanggil kedua orangtua siswi serta telah mengklarifikasi kejadian tersebut.
Namun beberapa pihak prihatin dan menyayangkan hasil klarifikasi atas viralnya video tersebut, karena pihak SMKN 1 Kepulauan Selayar dianggap menyamakan perilaku kurang sopan yang dilakukan siswinya juga dilakukan sekolah lain.
"Memang rata-rata, kalau kita berbicara anak-anak hampir semua sekolah begitu, cara penghargaan siswa terhadap guru seperti itu," ucap Purnomo.
Hal ini menuai tangggap dari Drs. Daeng Ngilau, M.Si selaku Ketua MKKS SMA Kepulauan Selayar saat dikonfirmasi pada Jumat, (24/9/2021), mengatakan, Inilah yang langsung saya tanggapi melalui group WhatsApp yang didalamnya ada guru, Kepala Sekolah dan unsur pendidikan lain, bahwa pak purnomo dalam memberikan klarifikasi fokus kepada siswi yang melakukan aksi tidak beretika.
"Menjustifikasi guru bahwa metodenya memang seperti itu mengingat tinggal 1 tahun akan pensiun, maka saya mau bilang kalau memang benar seperti itu, maka guru sudah jauh dari komitmen profesi dan yang bersangkutan menyeret-nyeret sekolah lain," katanya.
Seharusnya, lanjut Drs. Daeng Ngilau, M.Si, dalam mengeluarkan pendapat atau berbicara, kita tidak boleh menggunakan opini, tetapi harus berbasis data atau fakta karena ini akan menimbulkan presenden buruk yang sesungguhnya mungkin sifat personal siswa tertentu bukan semua atau pada semua sekolah dan siswanya seperti itu.
Daeng Ngilau menambahkan, sekalipun saya dari MKKS SMA bukan MKKS SMK saya sudah minta kepada Kepala Cabang Dinas Wilayah agar khususnya pak purnomo ini dimintai klarifikasi dan umumnya pihak SMKN 1 Kepulauan Selayar, lebih khusus lagi guru yang sedang mengajar dimaksud.
Alasannya, mengapa harus terjadi hal yang demikian disaat setiap satuan pendidikan tengah berupaya keras untuk memberikan penguatan pendidikan karakter dan membentuk profil pelajar Pancasila.
"Dimana tanggung jawab moral kita sebagai guru yang mempunyai tugas pokok mendidik, mengajar, membimbing, melatih dan menilai. Inti saya prihatin dan sangat menyayangkan kejadian ini terjadi dan statmen klarifikasi yang berdasarkan opini tersebut," ucap Daeng Ngilau.
Kepala SMAN 3 Kepulauan Selayar ini juga menambahkan, seharusnya sekolah menerapkan kepemimpinan yang kuat, melaksanakan manajemen MPMBS, melaksanakan praktik-praktik baik di sekolah (apel siswa bersama guru yang diakhiri kultum/kulkas/kultim). Memaksimalkan peran kesiswaan, guru BK, wali kelas dan guru mata pelajaran dengan mengacu pada peraturan akademik dan tata tertib sekolah, memaksimalkan kegiatan ekstrakurikulum, melaksanakan breafing secara periodik dengan anggota dewan guru dan melaksanakan pertemuan dengan komite sekolah orangtua minimal 1 kali dalam 1 tahun yang idealnya 2 kali.
"Pertemuan MKKS secara berkala untuk membahas atau membicarakan praktik-praktik terbaik di masing-masing sekolah dan hal-hal penting lainnya. Kita berharap siswa dan guru perlu memiliki kemampuan literasi digital agar bijak dalam menggunakan handphone dan bermedsos, harus ada perhatian semua warga sekolah dalam membimbing, mengarahkan dan membina siswa agar bisa berkembang secara optimal dan pada jalur yang benar," tutup Daeng Ngilau. (Tim).