SUARANEGERI.com, Pemalang — Dewan harian Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan 45.(DHC,BPK 45) Kabupaten Pemalang menggelar Saresehan berthema 'Monumen Perjuangan Merupakan Bukti Sejarah Tentang Jiwa' Patriotik, Rasa Nasionalisme dan Bela Negara Untuk Kita Teladani' dan peletakan batu pertama pembangunan monumen perjuangan di area lapangan olahraga, Dukuh Waryan, Desa Karangsari, kecamatan Pulosari, 19 Maret 2022 kemarin.
Giat tersebut di hadiri oleh, Wakil Bupati Pemalang, Mansyur Hidayat, Kasdim Kodim 071 Mayor Cpm Edi Nuryanto, Kompol Ariakta Gagah Nugraha, Ir. Atyoso Muchtar.SS bersama adiknya, (keduanya Putra Bapak Muchtar, mantan Gubernur Jateng), kepala Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat Jawa Barat, Kepala Dinas terkait Kabupaten Pemalang, Camat Se-Pemalang selatan, sejumlah Kades Kecamatan Pulosari, saksi dan pelaku sejarah.
Sejumlah poin penting di sampaikan oleh Mansyur Hidayat ST, yakni Pemerintah Kabupaten Pemalang mendorong dan mendukung pelaksanaan pembangunan 'Monumen Perjuangan' pertama di Kecamatan Pulosari, yang di inisiasi oleh Dewan Harian Cabang, Badan Pembudayaan Kejuangan 45 (DHC BPK 45) Kabupaten Pemalang.
Wakil Bupati mengharapkan, setelah monumen berdiri, nantinya dapat dijadikan tujuan Wisata Berbasis Edukasi patriotisme dan sejarah, guna mengobarkan semangat juang bagi generasi saat ini dalam mengisi kemerdekaan.
Sementara H.Luruh Sayono selaku Ketua DHC BPK 45 Kabupaten Pemalang menceritakan sepenggal rangkuman peristiwa Pertempuran Dukuh Waryan yang terjadi pada Sabtu 8 januari 1948 tujuh puluh empat tahun (74 Th berlalu).
Menurutnya, kontak senjata bermula dari keberadaan pasukan Siliwangi, Pasukan Srikandi dan Pengungsi / keluarga dibawah komando Bapak Pudjadi dalam perjalanan pulang pasca bertugas di Jawa Tengah, pada awal Agresi militer ke 2.
Namun saat berada di perbatasan Desa Gunungsari dan Karangsari, tepatnya di jalan Tikus Dukuh Waryan Desa Karangsari Kecamatan Pulosari, Pemalang-Jateng, rombongan tersebut di bombardir dengan persenjataan lebih lengkap dan modern (pada saat itu) oleh serdadu Belanda. Pertempuran sengitpun terjadi, seharian penuh yang mengakibatkan banyak korban luka dan meninggal di kedua belah pihak.
Terkecuali korban gugur dan luka dari pihak pejuang Rakyat (Laskar Pemuda Rakyat), Sebanyak 13 Tentara Siliwangi juga meninggal dan dimakamkan ditempat itu pula.
(10 pahlawan tersebut saat ini Jasadnya telah di pindahkan ke makam pahlawan Penggarit Kabupaten Pemalang) sebagai penghormatan atas jasanya dalam membela negara.
"Sedangkan 3 makam yang masih berada di lokasi tersebut, pihak DHC BPK 45 Kabupaten Pemalang mengurus proses pemindahan ke Taman makam Pahlawan seperti rekan seperjuangan lainnya," ujarnya.
Menjawab pertanyaann wartawan SuaraNegeri.com , H.Luruh Sayono mengaku, Sangat di sayangkan apabila Pejuang tidak sampai tercatat dalam sejarah, apalagi sampai hilang dalam catatan.
Menurutnya, mereka (pahlawan/ Pelaku sejarah), tidak pernah mengatakan "ini lho, Saya adalah Pahlawan," terangnya. (Himawan).