SUARA NEGERI | JAKARTA – Menteri Parekraf Sandiaga Uno bersama Wagub Sulteng H Ma'mun Amir, Bupati Poso Verna Inkiriwang, dan Kadis Pariwisata Sulteng Diah Anggraini dalam acara The Weekly Brief di Kementerian Parekraf, Senin malam (5/9).
Menteri Sandiaga Uno Tak Sabar Saksikan Festival Danau Poso 2022
Event akbar pariwisata Sulawesi Tengah, bertajuk Festival Danau Poso (FDP) 2022 menjadi atensi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Menteri Sandiaga mengundang Wakil Gubernur Sulawesi Tengah H Ma'mun Amir dan Bupati Poso Verna Gladies Merry Inkiriwang hadir dalam agenda The Weekly Brief di Kementerian Parekraf, Senin malam (5/9).
FDP 2022 akan digelar tanggal 20-22 Oktober 2022 mendatang. Bupati Verna meyakinkan kepada Menteri Sandiaga Uno kalau Poso telah berubah. Poso telah menjadi kabupaten aman dan nyaman.
"Festival Danau Poso 2022 akan hadir di bulan Oktober mendatang memperkenalkan budaya dan kearifan lokal Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Waah jadi makin tidak sabar saya, KEREEN," cuit Sandiaga dalam akun twitter @sandiuno, Selasa (6/9).
Berbagai event wisata digelar di Poso untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif sekaligus menghapus stigma sebagai daerah konflik. "Poso telah bangkit," katanya.
Menteri mengatakan, harus terus berkolaborasi, demi menciptakan peluang usaha dan 4,4 juta lapangan kerja baru yang berkualitas sampai tahun 2024.
Bupati Poso Verna Inkiriwang mengatakan, Pemda Poso dan Pemda Sulteng berupaya untuk mempercepat investasi daerah di Poso.
"Kami terus berbenah, ada pemulihan pariwisata, pemulihan ekonomi sekaligus menepis stigma miring tentang poso. Poso sudah aman, poso itu nyaman, dan kami terus berbenah terlebih menyiapkan pariwisata kami," jelas Bupati seperti ditulis dalam siaran pers Official Team FDP 2022.
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah, Diah Agustiningsih menambahkan, pihaknya sedang membranding Kabupaten Poso sebagai Negeri 1.000 Megalit.
Dalam helatan FDP nanti akan digelar pemecahan Rekor MURI yakni pembakaran 7.000 Inuyu atau Nasi Bambu. (Syahril Hantono)