SUARA NEGERI | PEMALANG – Sebuah video yang memperlihatkan seorang petani meluapkan amarah dan kejengkelannya dengan membabati tanaman sejenis Kobis, Seledri atau Slobor mendadak viral.
Diketahui, petani tersebut merasa jengkel dan akhirnya meluapkan amarah dengan membabat tanaman miliknya, karena harga-harga sayur mayur anjlok, bahkan nyaris tak laku di jual.
Pantauan di sejumlah pasar, berbagai jenis sayuran seperti Kobis, Seledri, Slobor dan lainnya memang mengalami penurunan secara drastis, hingga mencapai titik termurah bahkan seolah tidak laku.
Hal ini pun diakui oleh salah seorang petani asal desa Clekatakan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang yang berhasil ditemui oleh pewarta, hari ini.
Ia menyampaikan, bahwa saat ini, 20 September 2022, harga kobis hanya dihargai Rp 400 per kilo dari sebelumnya Rp 1500 hingga 2000 Rupiah.
"Sedangkan harga seledri hanya laku paling tinggi Rp 1500 yang sebelumnya bisa dihargai 4500 hingga 6000. Demikian juga terjadi pada sayuran lain yang mengalami penurunan harga secara drastis," katanya, pada Selasa (20/9).
Warga Clekatakan yang enggan disebut jati dirinya ini mengaku tertundanya panen pada tanaman kol (kobis) dan seledri miliknya disebabkan biaya operasional tidak mencukupi.
Ia juga menambahkan, "biaya panen seledri perkilonya 1000 rupiah belum termasuk biaya makan minum karyawan, sedangkan kobis dari mulai proses awal hingga panen per batang menghabiskan Rp 1200, bahkan bisa lebih, tergantung lokasi dan cuaca," jelasnya.
Entah karena jengkel atau sebab lain, petani yang memiliki 4 lokasi lahan tanaman kobis plus satu lokasi tanaman seledri terpaksa dibabat dan di buang.
"Lebih baik di buang, dari pada dipanen malah harga jual tidak bisa menutup biaya operasional," terang petani dan pemilik toko pertanian yang tergolong sukses ini kepada wartawan SuaraNegeri.com (Himawan)
Saksikan Videonya, Disini >>>>>>>>>>>>>
Petani Pemalang Ngamuk Babati Tanaman Kobis dan Sledri Karena Harga Turun Drastis