SUARA NEGERI | JAKARTA — Sejumlah awak media yang meliput diskusi Generasi Muda Partai golkar (GMPG) mendapat intimidasi dari orang tidak dikenal. Tak hanya intimidasi alat kerja wartawan juga dirusak.
Awalnya panitia dari GMPG yang mengelar diskusi bertema "Selamatkan Partai Golkar: Menuju Kemenangan Pileg 2024" di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu siang (26/7/2023) ingin membuka acara.
Tak lama datang sejumlah orang tidak dikenal memprotes dan meminta agar agenda diskusi tersebut segera dihentikan.
"Apa ini! Apa ini! Bubar..!! Bubar..!!" teriak salah seorang.
Adu mulut pun terjadi antara kelompok orang itu dengan panitia.
Massa yang mengatasnamakan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) itu meminta acara diskusi tak digelar, namun panitia tetap berusaha untuk menggelar acara.
Saat salah satu wartawan berusaha untuk merekam gambar dari balik pintu kaca, mereka menggebrak pintu dan meminta agar tidak mengambil foto dan video.
“Jangan rekam-rekam!” kata pria berjaket biru itu.
Di luar ruangan situasi pun rusuh, seorang kameramen Kompas TV yang merekam perdebatan antara kedua kelompok tiba-tiba dipukul.
Lalu handphone reporter CNN, Indonesia TV diambil dan dilempar ke sembarang arah. Setelah itu panitia mengarahkan awak media untuk masuk ke restaurant tempat diskusi untuk mengamankan diri.
Keributan kembali berlanjut ketika tiba-tiba kelompok itu merangsek masuk dan meminta wartawan untuk bubar.
“Saya sudah bilang jangan rekam! Kalau saya sudah mulai ngomong bicara, mati!,” ancam mereka.
Wartawan lalu dipindahkan ke restaurant lain dekat situ.
Inisiator GNPG, Almanzo Bonara, meminta maaf kepada wartawan atas peristiwa yang tiba-tiba terjadi.
"Pertama tama kami merasa sangat penyesalkan sekali, terhadap insiden yang terjadi, hari ini ada pihak-pihak yang mengatasnamakan Angkatan Muda Partai Golkar melakukan persekusi terhadap proses diskusi yang hari ini kita sedang membicarakan terkait dengan penyelamatan Partai Golkar," tutur Almanzo.
"Kami sudah berbicara sudah persuasif tapi tidak bisa diredam, akhirnya terjadi persekusi dan beberapa teman-teman menjadi korban, di antaranya juga teman-teman media. Pada prinsipnya kami meminta maaf kepada teman-teman media yang menjadi korban," pungkasnya. (rl/by)