SUARA NEGERI | BANJARNEGARA — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus berupaya untuk menekan angka kemiskinan ekstrem. Politikus berambut putih itu kerap turun ke bawah untuk memastikam programnya dapat terlaksana dengan baik.
Hari ini, Selasa (25/7/2023), Ganjar meninjau langsung Desa Gumingsir, Kecamatan Peganten, Kabupaten Banjarnegara. Ia melihat dan menemui langsung warga penerima bantuan bedah rumah di desa berkategori desa miskin ekstrem ini
Dalam kunjungannya kali ini, Ganjar bertemu dengan seorang anak perempuan berusia 15 tahun yang putus sekolah. Anak itu hidup bersama kakak kandungnya yang menjadi penerima bantuan bedah rumah. Kedua orangtua mereka bekerja di tanah rantau.
"Sebenarnya di kampung ini tinggal dua, yang lain sudah bagus-bagus. Ini problem besarnya, bapak ibunya merantau bekerja, jadi hidupnya sendiri. Jadi tidak sekolah, putus sekolah hanya kelas 3 SD," ujar Ganjar.
Menurutnya, kondisi tersebut menjadi problem dalam pengentasan kemiskinan ekstrem di daerahnya. Sehingga, secara cepat Ganjar memberikan solusi sekolah gratis, bekerja sama dengan Pemkab dan dinas terkait.
"Dia hanya butuh sekolah, kami minta dia sekolah kami gratisin semua. Entah kejar paket, atau apapun karena usianya 15 tahun, saya khawatir nanti dinikahkan dini, jangan sampai," terangnya.
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan itu juga mengajak orang-orang terdekat agar terus memberikan motivasi supaya anak tersebut mampu mewujudkan cita-citanya.
"Sekolahnya kami carikan, Pemda kami minta membantu. Kalau bisa minggu ini bisa, mumpung tahun ajaran baru agar bisa langsung sekolah," tegas Ganjar.
Ganjar mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengentaskan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.
"Catatannya, ini yang kami kejar. Satu, siapa yang miskin kategori ekstrem ketemu rumahnya tidak layak huni. Rumahnya kami bantu, jamban kami kasih, air bersih sudah masuk, listrik juga dapat bantuan dari provinsi, komplit. Rumahnya sudah jadi dan sudah layak," imbuhnya.
Sementara itu, Kurni Ruswati, penerima bantuan bedah rumah di Desa Gumingsir mengaku bahagia karena rumahnya saat ini layak huni. Ada empat anggota keluarga yang tinggal di rumahnya itu.
"Rumahnya sudah bagus dan nyaman. Kalau hujan tidak bocor lagi," katanya.
Ia bercerita, kondisi rumahnya dulu memprihatinkan. Dindingnya terbuat dari papan kayu yang sudah rapuh dan atapnya bocor.
"Kalau dulu jelek, dindingnya kayu kalau hujan bocor. Tapi sekarang sudah tidak, karena dapat bantuan," ujarnya. (rl/by)