SUARA NEGERI | NGAWI — Pakdhe Karwo sapaan akrab H Soekarwo dalam rangka mengamati kemajuan pertanian di Ngawi yang mengusung pertanian ramah lingkungan berkelanjutan.
Ngawi sejak 2021 sukses menjadi lumbung pangan dengan produktivitas beras dan padinya terbaik nasional. Bahkan tahun 2022 lalu produktivitasnya mencapai 882.107 ton.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan suksenya Ngawi menjadi produsen gabah dan beras terbaik nasional tak lepas dari pertanian ramah lingkungan berkelanjutan yang diterapkan.
"Kesuksesan Ngawi ini tidak tiba-tiba datang, namun butuh komitmen dari semua elemen untuk bersama-sama meningkatkan produktivitas padi dan gabah," terang Mas Ony sapaan akrab Bupati Ngawi.
Dihadapan Pakdhe Karwo dan rombongan Mas Ony memaparkan gambaran terkait pertanian ramah lingkungan berkelanjutan mulai dari proses pra tanam, tanam hingga perawatan.
Dalam kesempatan tersebut Bupati juga menyampaikan tiga masukan ke pemerintah pusat melalui Wantimpre, tiga masukan itu seolah menjadi oleh-oleh Pakdhe Karwo untuk presiden yang bisa menjadi pertimbangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
"Tiga masukan di bidang pertanian itu yang pertama kembali ke local wisdom/kearifan lokal, kedua fokus pada satu produk unggulan dan ketiga pupuk organik," tegasnya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres RI), H Soekarwo menyampaikan dirinya memiliki tugas untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam menjalankan pemerintahan khususnya dibidang pertanian.
"Ilmu yang baik dari Ngawi ini akan saya sampaikan kepada presiden sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang tepat utamanya dalam bidang pertanian," tambahnya
Untuk mendapatkan gambaran pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan, Pakdhe Karwo sengaja mengunjungi beberapa tempat di Ngawi mulai pembuatan pupuk organik di Desa Kartoharjo, Ngawi, Gudang Bulog di Geneng Ngawi serta pengilingan padi milik PT Daya Tani Sembada.
"Terus terang saya ingin belajar di Ngawi, produktivitas padinya paling bagus, bahkan ada kelompok tani yang satu hektarnya bisa menghasilkan 13-14 ton, ini luar biasa, padahal rata-rata nasional hanya 5,6 ton, bayangkan kalau rata-rata nasional naik katakanlan 10 persen saja, pasti top markotop," tegasnya.
"Produktivitas padi di Ngawi perlu disebarluaskan ke daerah lain," tambahnya.
Menurut dia, kebutuhan pangan nasional akan aman bila daerah lain mampu meningkatkan produktivitas padi setidaknya 10 persen. Dorongan meningkatkan hasil panen penting guna mengantisipasi krisis pangan.
Mantan Gubernur Jatim dua periode ini mengatakan mendapat beberapa catatan dan masukan penting dari Ngawi terkait peningkatan produktivitas gabah yang akan dijadikan oleh-oleh ke Jakarta dan disampaikan ke Presiden Jokowi sebagai bahan pertimbangan dibidang pertanian yang berkelanjutan. (rl/by)