SUARA NEGERI | SUKABUMI — Musyawarah Nasional (Munas) l Petani Nusantara berlangsung ricuh. Baku hantam dan lempar-lemparan terjadi. Bahkan, satu peserta sempat melemparkan kursi ke arah podium. Akhirnya, Munas Petani Nusantara yang dibuka oleh Sekjen Pimnas Bayu Sasongko, pada sabtu (22/09/2023) ini berakhir deadlock.
"Deadlock, jadi belum bisa menentukan dukungan pada bacapres," jelas Sekjen Pimnas Bayu Sasongko, saat dihubungi pada sabtu (23/9) malam.
Sidang yang dipimpin oleh Alexander Qoiri dihentikan untuk sementara sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
Daeng menjelaskan, bahwa agenda hasil rapat pleno yang dihadiri Petani se-nusantara pada tanggal 22/09/2023 disalah satu hotel di Sukabumi akan menjadi rujukan untuk mendukung salah satu Bacapres.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, keributan terjadi saat pelaksanaan munas diwarnai dengan banjir interupsi pada saat sidang. Para peserta munas saling berebut mikrofon untuk menyampaikan pendapatnya kepada pimpinan. Di sinilah keributan terjadi.
Yang pertama mengusulkan di bentuknya Gerakan Petani Nusantara yang deklarasi di Bogor bersama Ketum Petani Nusantara, Bobby Triadi yang mendukung Prabowo sebagai bacapres yang harus didukung.
Yang kedua Petani Nusantara Perjuangan bersikukuh untuk deklarasi di Karanganyar bersama I Putu Gopi.
Dan yang ketiga menyuarakan Perubahan Petani Nusantara yang lebih sepakat deklarasi di Kebun Durian Blitar yang dikomandani Zainul As'ari.
"Tahapan-tahapan pleno alot. Sementara itu, kalau dari jadwal, itu harusnya sabtu sore itu sudah harus selesai," kata Daeng.
Hasil sidang belum dapat diputuskan. Akhirnya, para peserta munas pun membubarkan diri. Hal ini mengingat sewa hotel dan gedung tempat Munas yang dinyatakan sudah melebihi batas waktu.
Maka dari itu untuk Petani Nusantara akan melakukan rapat pleno lagi untuk menyuaraka 1 visi mendukung Bacapres pada tanggal yang belum di tentukan kesepakatan oleh Pimnas Petani Nusantara (rl/by).