SUARA NEGERI | DENPASAR — Pengembangan pertanian mesti mengedepankan 3E yaitu Economic, Equity dan Ecology. Konsep 3E menjadi penting agar pengembangan pertanian sejalan dengan tujuan pembangunan, dimana pertanian mesti memberikan keuntungan secara ekonomi bagi petani, memberikan kesetaraan bagi petani dalam mendapatkan akses teknologi dan selalu mengedepankan kelestarian lingkungan.
“Mungkin tantangan lingkungan yang paling mendesak, perubahan iklim terutama didorong oleh emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana, dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan proses industri. Perubahan iklim menyebabkan kenaikan suhu, peristiwa cuaca yang lebih sering dan parah, kenaikan permukaan laut, dan gangguan ekosistem,” kata Dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Padang, Prof. Dr. Ir. Novizar Nazir, M.Si dalam paparannya pada Kuliah Umum yang diselenggarakan oleh Program Studi Magister Sains Pertanian, Program Pascasarjana, Universitas Warmadewa di Denpasar pada Kamis (21/9).
Menurut Novizar, mitigasi perubahan iklim menjadi salah satu tantangan global yang paling mendesak dan terpenting. Memelihara Bumi melibatkan pengurangan emisi gas rumah kaca, transisi ke energi terbarukan, dan beradaptasi dengan dampak iklim untuk mengamankan planet yang layak huni bagi generasi mendatang.
Novizar menyatakan, langkah penting berikutnya adalah manajemen sumber daya yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa generasi mendatang memiliki akses ke sumber daya vital seperti air bersih, tanah subur, dan mineral. Menghindari eksploitasi berlebihan dan penipisan sumber daya sangat penting.
“Lingkungan yang berkelanjutan menopang ekonomi yang stabil dan sejahtera. Degradasi lingkungan dapat menyebabkan krisis ekonomi dan kesulitan bagi generasi mendatang,” paparnya.
Ia menambahkan pertanian berkelanjutan dan praktik penggunaan lahan yang bertanggung jawab juga penting untuk memastikan pasokan makanan yang konsisten dan bergizi bagi populasi global yang terus bertambah. Memelihara Bumi adalah cara untuk menjaga kesehatan masyarakat untuk masa depan.
Sedangkan Kaprodi Masgister Sains Pertanian, Prof. Dr. Ir. Yohanes Parlindungan Situmeang, M.Si menyampaikan bahwa pembangunan berkelanjutan di bidang pertanian yang juga bermakna memelihara masa depan bumi melalui pertanian. Memelihara masa depan memiliki makna menjaga lingkungan untuk memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang.