SUARA NEGERI | MAGELANG — Merti Dusun sering disebut juga dengan bersih Desa, hakikatnya sama dengan makna simbol rasa syukur masyarakat kepada sang Pencipta atas apa yang telah diberikan. Karunia tersebut dapat berupa rejeki yang melimpah, keselamatan, ketentraman, serta keselarasan hidup di dunia.
Kegiatan Marti Dusun masih sangat lazim ditemukan di Pedesaan maupun Pedusunan bagian dari ritus dan situs yang ada di Desa. Masyarakat Jawa percaya ketika sedang dilanda duka dan musibah mendalam pun masih banyak hal yang pantas disyukuri. Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada sang Pencipta seperti dalam tradisi Merti Dusun Bongasan Desa Kebonrejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, pada Jumat (22/9/23).
Dusun Bongasan merupakan salah satu Dusun di dataran rendah perbukitan menoreh tempatnya di Desa Kebonrejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang mempunyai tradisi bersih dusun yang sampai saat ini terus lestari acara dusun dimulai dengan bentuk rasa syukur salah satunya adalah Kirab gunungan panguripan oleh warga masyarakat Bongasan yang merujuk dan menyerupai bentuk sedekah (Shodaqoh) seperti upacara Grebeg.
Adapun beberapa acara yang memeriahkan Merti Dusun diantaranya malam tirakatan, pertunjukan seni dan Pengajian Umum.
Ketua panitia Merti Dusun Bongasan Ananto mengatakan acara Merti Dusun sudah menjadi tradisi sejak lama.
"Semoga Merti Dusun dilaksanakan secara terus menerus sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara merawat dan menjaga apa saja yang ada dilingkungan pedukuhan. Selain itu, semangat gotong royong harus di tumbuhkan dan dilesatarikan," ungkap Ananto.
Ditempat yang sama kepala Desa Kebonrejo Ismun mengatakan acara Merti Dusun dapat menjadi contoh ke Dusun lainya dalam rangka menjaga semangat persatuan dan kesatuan.
"Selain Menjaga persatuan dan Kesatuan masyarakat acara ini juga untuk menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi yang ada di Dusun,” Kata Ismun.(Herman)
