SUARA NEGERI | JAKARTA — Komunitas Generasi Indonesia Berani (GIBRAN) menyebutkan jika debat Capres 2 hari yang lalu masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat, khususnya para generasi muda. Pasalnya ekspektasi kami terhadap debat Capres relatif tinggi namun hasilnya justru anti klimaks. Hal tersebut diutarakan langsung oleh Koordinator Nasional GIBRAN, Ya' Bayu Anggara.
Menurut Bayu, hal itu dikarenakan kualitas debat yang berlangsung lebih menunjukkan hasrat ingin menjatuhkan lawan debat ketimbang mengadu gagasan.
"Debat Capres kemarin memang seru, tapi serunya justru saat para kandidat saling menjatuhkan, bukan saling mempresentasikan gagasan terbaik," ungkap Bayu.
Lanjutnya lagi, Capres nomor urut 1 dan nomor 3 tampak seperti bekerjasama untuk menjatuhkan Capres nomor urut 2. Hal itu dikarenakan elektabilitas Pak Prabowo unggul jauh dari kedua kandidat lainnya.
"Kalau diperhatikan, Pak Anies dan Pak Ganjar seperti saling oper bola untuk mengintimidasi Pak Prabowo, sayangnya Pak Prabowo tangguh dan bisa santai menghadapi penetrasi yang diberikan oleh 2 kandidat lainnya. Mungkin begitu strategi mereka mengingat hasil survey terakhir perbedaannya sangat jauh bahkan berpotensi satu putaran," terang Bayu.
Terakhir menurut Bayu, positifnya adalah para kandidat itu menunjukkan identitas diri mereka sesungguhnya. Pak Anies yang memang sejak awal karirnya sebagai akademisi terlihat lihai menjelaskan sesuatu secara baik.
Pak Prabowo terlihat lebih santai dan sederhana karena memang jam terbang beliau dalam kepemimpinan sudah teruji sejak masih menjadi prajurit militer hingga memimpin partai. Pak Ganjar lebih tampak friendly dan Asyik seperti beliau biasanya.
"Tapi menurut saya positifnya ialah, ketiga Capres saat debat menunjukkan identitas asli dari diri mereka. Pak Anies itu Teacher, mirip pengajar yang serius mendidik. Pak Prabowo jelas seorang Leader, yang memang sejarah kepemimpinan beliau sangat panjang jadi beliau lebih santai, lebih sederhana dan lebih banyak menahan diri walau terus dipancing. Hanya saja tidak sejago Pak Anies yang lincah mengolah retorika. Dan Pak Ganjar seperti biasanya, friendly dan asyik, Brother di tongkrongan yang kehadirannya dirindukan teman setongkrongan," tutup Bayu. (rl/by)