SUARA NEGERI | SEMARANG — Forum Guru Sertifikasi Nasional Indonesia (FGSNI) menggelar audiensi yang penting di Kantor Wilayah Kementerian Agama Republik Indonesia Jawa Tengah pada jum'at 2 Februari 2024, yang terletak di Jalan Singamangaraja, Semarang.
Pertemuan ini menyoroti beberapa isu krusial terkait dengan peningkatan kesejahteraan dan pengembangan karier guru non-serdik di madrasah.(3/1/2024)
Dalam agenda kegiatan FGSNI Pusat, sejumlah perwakilan ketua pengurus dari Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, Semarang, Banyumas, dan Temanggung, sebanyak 16 peserta, hadir dalam pertemuan tersebut.
Mereka diterima langsung oleh kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, DR. H. Musta'in Ahmad, SH, MH, serta Ketua Admin OP Kanwil, H. Agus Mahasin. Ketua Umum Agus Mukhtar, S. HI, didampingi oleh Bendahara Umum Isna Sangadah, S. PAUD, dan Plt Sekjen Pusat, Fauzan Mutrofin, S. Pd. I turut menyampaikan aspirasi dan kebutuhan para guru.
Selama audiensi, FGSNI menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan dan fasilitasi yang diberikan oleh Kanwil Jateng terhadap realisasi penerbitan SK Inpassing 2023. Namun, mereka juga menyoroti kebutuhan akan peningkatan kuota Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi guru non-serdik di madrasah.
Panggih, S.Pd, sebagai perwakilan guru non-serdik dari Kabupaten Banjarnegara, mengungkapkan keluhannya terkait program PPG, termasuk kesulitan dalam lulus preetest dan minimnya kuota yang tersedia.
Dengan puluhan ribu guru non-serdik di madrasah, persaingan untuk mendapatkan kuota PPG semakin ketat dan panjang antrian guru yang berharap untuk mendapatkan serdik melalui program ini.
FGSNI berharap bahwa masalah kuota PPG akan menjadi pembahasan prioritas dalam Rakernas Kemenag RI yang akan diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2024. Dengan demikian, diharapkan adanya skema dan kebijakan khusus yang dapat memperhatikan guru-guru yang telah lama berbakti untuk mendapatkan serdik melalui program PPG tersebut.
Audiensi ini menjadi tonggak penting dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru non-serdik di madrasah, serta menjadikan suara mereka terdengar di tingkat nasional melalui perantaraan FGSNI.(Herman)