SUARANEGERI | Selayar - Hari kelima pasca insiden tenggelamnya kapal KM. Dewi Jaya 2, pada tanggal 9 Maret 2024 diperairan Kepulauan Selayar jadi perhatian publik. Pasalnya masih puluhan awak kapal belum ditemukan, sementara upaya pencarian dinilai tidak maksimal.
Kapal naas KM. Dewi Jaya 2 terkena musibah saat berlayar dari pelabuhan Muara Baru Jakarta Utara tujuan perairan Lombok, NTB dalam aktivitasnya sebagai kapal nelayan. Namun saat berlayar, kapal ini dihadang cuaca buruk hingga tenggelam.
Hingga hari kelima tim SAR Selayar baru mulai melaksanakan penyisiran pada hari ini, Selasa (13/03/2024) siang, namun belum membuahkan hasil yang ditunggu pihak keluarga korban. Yang ditemukan selamat adalah mereka yang terdampar dan terbawa arus ke perairan Kepulauan Selayar.
Dari 35 orang Anak Buah Kapal (ABK) berserta Nahkoda KM. Dewi Jaya 2, demikian yang disampaikan oleh Sun Hen (57) selaku nahkoda kapal. Dilaporkan selamat sampai hari ini sebanyak 14 orang, sementara 21 orang lainnya masih belum diketahui nasibnya. Mereka yang selamat ditemukan terdampar oleh warga.
Kapalnya berangkat pada hari Minggu 03 Maret 2024, sekitar jam 16.00 WIB dari pelabuhan Muara Baru dengan tujuan perairan Lombok untuk mencari ikan dan memasang Rompong dengan muatan batu, tali, daun kelapa, jaring dan alat-alat mancing.
"Kapal tenggelam akibat cuaca buruk dengan kondisi angin barat laut yang cukup keras, hujan yang deras dan ombak sekitar 1,5 meter sampai 2 meter. Nama kapal KM. Dewi Jaya 2, GT. Kapal : 93, jumlah muatan kapal sekitar 70 Ton dengan jumlah ABK kapal sebanyak 35 orang dengan nahkoda," ujar Sun Hen.
A. Fahrul salah seorang aktivis Forum Peduli Selayar mengatakan pemerintah daerah sangat lamban merespon kejadian pertama kali ditemukannya korban terdampar di dusun Kayuangin, Desa Massungke, Kecamatan Pasimasunggu.
Harusnya setelah mendapatkan laporan dari pemerintah Kecamatan Pemerintah Daerah segera melakukan koordinasi dengan Pos SAR Selayar.
"Dengan kejadian beberapa hari ini saat para korban yang selamat ditemukan terdampar oleh warga bahkan ditemukan langsung ditengah laut oleh nelayan yang kebetulan lewat, menandakan Searc And Rescue kita di Selayar terlihat seakan sangat tidak siap menangani pencarian korban insiden tenggelam kapal KM. Dewi Jaya 2," kata Fahrul.
Lanjut, Fahrul menuturkan sarusnya Pemerintah Daerah dan Basarnas Sulawesi Selatan melakukan evaluasi kinerja terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP), yang digunakan selama ini oleh teman-teman di kantor Pos SAR Selayar. Sehingga begitu lama merespon dan menanggapi laporan yang masuk, wajarlah ketika publik mempertanyakan kinerja dan keberadaan SAR Selayar.
"Kalau memang tidak siap dengan kondisi cuaca angin barat seperti ini seharusnya teman-teman di Pos SAR Selayar, sudah mengantisipasi menyiapkan atau meminta kapal besar kepada Basarnas Sulawesi Selatan untuk disiagakan di wilayah Selayar selama musim barat seperti ini. Jangan selalu alasan klasik yang diberikan warga bahwa yang ada hanya kapal Rigid, terus penyampaian di media seolah-olah sudah susah payah mencari," ujar A. Fahrul.
A. Fahrul mengatakan ternyata baru hari ini ke lokasi melakukan pencarian setelah 5 hari kejadian kapal tenggelam. Padahal dari tanggal 11-12 Maret kemarin kondisi cuaca dan laut sangat teduh, kenapa tidak melakukan pencarian disaat itu juga. (Tim).