SUARA NEGERI | PEMALANG — Paparan Wiji Mugiyati, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang dalam giat sosialisasi rencana Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Akhir (TPA) di desa Purana kemarin, seperti tak di gubris warga.
Bahkan dalam paparan presentasinya, Wiji mendapat sorakan warga berulang kali hingga suasana menjadi agak panas.
Padahal, dalam sosialisasi pembangunan Tempat Pengolahan Akhir/ TPA Sampah di desa Purana oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang kemarin, juga dihadiri unsur Dinas Lingkungan Hidup ( DLH), Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Sub.bag Perundangan, Forkompimca Bantarbolang dan sejumlah pihak terkait, serta Pemdes setempat selaku fasilitator.
Para sesepuh Desa Purana yang diundang dalam giat ini juga mayoritas menyuarakan penolakan terkait rencana Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah, rata-rata tidak menyetujui adanya TPA di wilayahnya.
Pun demikian dengan ratusan warga Desa Purana yang hadir tetap teguh pada pendiriannya, yakni menolak proyek Tempat Pengolahan Akhir (Bukan Tempat Pembuangan Akhir) Sampah. Bahkan selama diskusi urun rembug itu warga juga membentangkan poster penolakan TPA Sampah.
Sebelumnya, Bupati Pemalang Mansur Hidayat menyebutkan proyek TPA akan tetap berjalan, meski ada penolakan dari masyarakat setempat.
Menurut Mansur, gejolak yang terjadi di tengah-tengah pembangunan TPA sampah di Desa Purana dapat di komunikasikan secara baik oleh semua pihak dan stakeholder.
Seperti diketahui, dalam upaya mempercepat penanganan pengolahan sampah di TPA Pesalakan, tahun ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang menganggarkan Rp 5 miliar untuk bangun TPA atau TPST baru di Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang.
Dalam pelaksanaannya, akan menekan penyebutan proyek diprediksi bisa rampung pada Juni mendatang.
Bupati Pemalang Mansur Hidayat mengatakan, setelah adanya kebakaran dan banyaknya timbunan sampah di TPA Pesalakan yang telah overload, setahun belakangan ini pihaknya
telah merencanakan pembangunan TPA/TPST baru. Dengan lokasi di Desa Purana, Kecamatan Bantarbolang.
"Kita sudah buat konsep, karena setahun belakangan masyarakat terutama di TPA Pesalakan sudah banyak mengeluhkan kondisinya. Jadi sepakat membuat TPA baru di Purana. Tapi kita desain bukan hanya tempat penumpukan sampah saja, tetapi bisa diolah dan mempunyai nilai guna, sehingga menjadi sumber PAD Pemalang nantinya," jelas Mansur, belum lama ini.
Adapun seluruh proses izin pembangunan telah dikantongi, dari perizinan lingkungan, masyarakat, desa dan pengolahannya. Di mana nantinya pabrik pengolahan sampah itu bisa menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar. Sehingga bisa bermanfaat bagi warga, bukan hanya dibuang.
Berita lengkapnya, Simak juga liputan video di channel Suara Negeri TV (Himawan).