SUARA NEGERI | MALANG — Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres ) Jan Prince Permata mengajak para mahasiswa untuk terus memperkuat pemahaman dan pengetahuan mengenai kebangsaan dan ke-Indonesia-an.
"Pemahaman yang utuh dan kuat mengenai kebangsaan akan mempertebal tekad dan upaya-upaya generasi muda dalam Bela Negara," kata Jan Prince Permata saat menjadi pemateri dalam sesi Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya Tahun 2024 di Malang, pada Minggu (18/8/2024).
Dalam paparannya berjudul “Kebangsaan, Bela Negara dan Mahasiswa” di hadapan lebih dari 1000 mahasiswa baru Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya, Jan Prince Permata, mengajak para mahasiswa merefleksikan Pidato Soekarno 1 Juni 1945 mengenai Dasar Berdirinya Indonesia Merdeka.
“Para Pendiri Bangsa telah menyepakati Negara Kebangsaan pada saat berdirinya Indonesia Merdeka, dengan dasar negara Pancasila," kata dia.
"Ini anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk Indonesia. Pancasila juga yang terus membuat negara kita kokoh berdiri sampai saat ini,” imbuh Jan yang kemudian disambut tepuk tangan riuh para mahasiswa baru Vokasi Universitas Brawijaya (UB).
Jan juga menekankan, kaitan erat antara Pancasila dan pemahaman kebangsaan dengan Konsep Bela Negara.
Menurut Jan, Bela Negara merupakan sikap dan cerminan patriotisme dari seluruh komponen bangsa yang merupakan hak sekaligus kewajiban sebagai warga negara.
“Secara konstitusional Bela Negara mengikat seluruh Bangsa Indonesia, ini tercantum dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Selanjutnya juga bisa dilihat dalam Pasal 30 ayat 1 dan ayat 2 UUD 1945 yang mengatur mengenai pertahanan negara," kata alumnus Institut Pertanian Bogor ini.
Jan menjelaskan Bela Negara merupakan konsep bagi bangsa Indonesia dalam membentuk jati diri dan karakter bangsa, membentuk kemampuam dinamis generasi muda melalui pola pikir dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi perubahan.
“Secara fisik Bela Negara itu bisa dilihat dalam bentuk upaya pertahanan menghadapi serangan dari luar atau agresi. Secara non fisik bisa dilihat sebagai upaya memajukan bangsa dan negara dari berbagai sektor antara lain pendidikan, moral, sosial, olah raga maupun mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” kata Jan.
Jan juga mengingatkan bahwa Kepemimpinan Indonesia Emas 2045 akan diisi oleh para mahasiswa era sekarang, oleh karena itu para mahasiswa saat ini harus dipersiapkan dengan sangat baik dan matang untuk menjadi pemimpin Indonesia yang kuat dan tangguh di 2045.
“Mahasiswa perlu membekali diri dengan pengetahuan, keterampilan dan memperkuat jejaring/kolaborasi sebagai modal pasca lulus kuliah dan terjun ke masyarakat,” jelasnya.
Dalam sesi diskusi ini turut hadir Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Vokasi UB, Dr.Rer. Pol Romy Hermawan ,S.Sos.,M. AP juga puluhan dosen dan staf pengajar Vokasi UB. (gao)