SUARA NEGERI | JAKARTA — Masih rendahnya minat baca, diperlukan langkah strategis dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia.
Melihat itu, Komite III DPD RI Gelar rapat kerja dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia untuk membahas Program Kerja Perpusnas RI Tahun 2024 dan realisasi program kerja dan anggaran semester awal tahun 2024.
“Komite III berharap Perpusnas RI mampu mencapai target untuk meningkatkan IPLM dan TGM di tahun 2024 ini,” ujar ketua Komite III Hasan Basri membuka rapat bersama Wakil Ketua Komite III Abdul Hakim dan Muslim M Yatim, di Gedung DPD RI, Selasa (3/9/2024).
Dalam Rancangan RPJMN 2025-2029 terdapat salah satu agenda pembangunan yaitu Ketahanan Sosial Budaya dan Ekologi. Salah satu program pembangunnya adalah Penguatan Karakter Bangsa dan Pemajuan Kebudayaan dengan Kegiatan Pembangunan di antaranya Pelindungan dan Pelestarian Warisan Budaya dan Pengembangan budaya literasi untuk mendukung kreativitas dan inovasi.
“Perlu langkah strategis dan tentunya dengan penyelarasan terhadap arah kebijakan dan program kerja Perpustakaan 5 tahun ke depan dengan RPJMN tahun 2025-2029,” imbuh Hasan Basri.
Pada rapat tersebut, Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Joko Santoso menjelaskan, untuk mewujudkan budaya literasi masyarakat, Perpusnas menargetkan Indeks Pembangunan Liiterasi Masyarakat menjadi 15,00 tahun 2024 dan target nilai kegemaran membaca menjadi 71,30 tahun 2024.
"Untuk mendorong hal itu, salah satu upaya yang kita dorong dengan membentuk 10.000 perpustakaan di tingkat desa/ kelurahan," ucap Joko Santoso.
Menanggapi hal itu, Senator asal Banten Abdi Sumaithi melihat bahwa konteks pengembangan perpustakaan tidak hanya menumbuhkan minat baca, perlu membangun iklim yang mampu memberikan dorongan dari sisi penulis buku untuk menerbitkan dan mampu menyajikannya di perpustakaan sebagai bahan bacaan.
“Selain itu, indikator perpustakaan mampu hidup dan berkembang dilihat dari tingkat kunjungan masyarakat, itu perlu didorong,” tutur Abdi Sumaithi.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Komite III Abdul Hakim menyoroti pentingnya mewujudkan budaya literasi dan meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Ia berharap sinergi program dengan instansi lainnya dalam usaha meningkatkan indeks pembangunan liiterasi masyarakat dan Indeks Pembangunan Liiterasi Masyarakat.
“Sinergi antara perpusnas dengan perpustakaan daerah penting untuk perpustakaan bisa mencapai 74 ribu desa di Indonesia,” jelas senator Lampung tersebut.
Wakil Ketua Komite III, Muslim M Yatim menambahkan, untuk mencapai rasio buku dibanding dengan pembaca maka penting adanya ketersediaan buku sebagai bahan bacaan masyarakat.
“Dengan adanya ketersedian buku sebagai bahan bacaan dan referensi, maka penting agar perpusnas bisa meningkatkan suplai buku,” tukas senator Sumatera Barat itu.
Menutup rapat, Ketua Komite III Hasan Basri mendukung dan mengapresiasi kinerja Perpusnas RI dalam taget dan realisasi programnya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia.
“Semoga anak-anak bangsa ke depan menjadi semakin cerdas dan meningkat literasinya sesuai program yang dicanangkan oleh perpusnas,” pungkas Hasan basri. (*)