SUARA NEGERI | JAKARTA — Militer Israel mengintensifkan serangannya di Jenin dan kamp pengungsiannya selama empat hari berturut-turut, menewaskan sedikitnya 12 warga Palestina, melukai lebih dari 40 orang, dan memicu kerusakan yang meluas, menurut pejabat Palestina.
Tentara Israel meningkatkan serangannya di kota Jenin, Tepi Barat utara yang diduduki pada hari Jumat, mengerahkan bala bantuan tambahan ke kamp pengungsian, kata saksi mata kepada Anadolu.
Bentrokan dan ledakan mengguncang daerah tersebut saat buldoser terus menghancurkan rumah, bangunan komersial, dan infrastruktur penting dalam apa yang digambarkan penduduk setempat sebagai kerusakan sistematis selama tiga hari terakhir.
Puluhan warga Palestina telah ditahan dan dipindahkan ke pusat investigasi terdekat, menurut sumber setempat.
Atas ulah Israel tersebut, Indonesia mengutuk operasi berskala besar militer Israel di Jenin, Tepi Barat.
Indonesia memperingatkan bahwa tindakan tersebut membahayakan kesepakatan gencatan senjata yang sudah dicapai di Jalur Gaza.
"Indonesia mengutuk operasi militer besar-besaran yang dilakukan Israel terhadap masyarakat Palestina di Jenin, Tepi Barat. Eskalasi ini membahayakan prospek proses perdamaian pasca kesepakatan gencatan senjata di Gaza," kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI lewat akun X resminya, Sabtu (25/1/2025).
Kemlu RI menambahkan, pelanggaran hukum internasional oleh Israel menunjukkan niat utama mereka, yakni menjadikan permanen pendudukan ilegalnya di wilayah Palestina. Indonesia menekankan bahwa akar permasalahan konflik sejak awal adalah penyangkalan terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
"Kami mendesak komunitas internasional untuk merespons ketidakadilan ini dan bekerja sama menuju negara Palestina yang merdeka dan berdaulat sesuai prinsip solusi dua negara," kata Kemlu RI. (*)