SUARA NEGERI | PEMALANG — Tragedi berdarah terjadi di Cafe Wadas Putri Ayu Pemalang, yang berlokasi di dekat Bendungan Kaliwadas, Bodeh, Pemalang, pada Kamis (16/1) dini hari.
Insiden itu menimpa seorang pria bernama Safrudin alias Udin (30), warga Kesesi Kulon RT 01 RW 07, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan.
Ia dikabarkan meninggal dunia usai mengalami luka sobek pada begian leher, diduga akibat sabetan benda tajam.
Informasi yang diperoleh, korban sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di Pasar Kesesi.
Menurut keterangan Novi, seorang pemandu lagu (PL) di Cafe Wadas Putri Ayu, awalnya korban dan pelaku berada di ruangan yang sama bersama rekan-rekannya.
Sesaat kemudian, tiba-tiba tiga orang, termasuk korban dan dua pelaku, keluar dari ruangan karaoke tersebut.
"Saya tidak tahu persis kejadiannya (seperti apa) karena masih menemani rekan-rekan korban dan pelaku yang masih bernyanyi. Tiba-tiba, korban masuk kembali dengan darah mengucur dari leher, sementara satu tangannya memegang pecahan botol," jelas Novi ke pewarta.
Setelah kejadian tersebut, kedua pelaku langsung melarikan diri dari lokasi.
Udin awalnya dilarikan ke RSUD Kesesi, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD dr. Ashari Pemalang untuk dilakukan autopsi.
Sementara itu, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus berdarah yang menghebohkan itu.
Kasi Humas Polres Pemalang, Iptu Widodo Apriyanto saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya telah mendapat laporan terkait peristiwa berdarah tersebut.
Pihaknya menyebut kasus itu masih dalam penyelidikan.
Perangkat Desa Kesesi, Agus S, saat dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya warga Desa Kesesi yang diduga menjadi korban penusukan benda keras pada bagian leher korban, hingga mengakibatkan korban tewas mengenaskan.
"Korban kerjanya serabutan, kadang jaga sound sistem juga," kata dia.
Namun dia enggan bercerita lebih jauh, pasalnya perkaranya tengah ditangani polisi.
Hingga kini belum diketahui pasti apa motif dibalik insiden berdarah tersebut.
Dari beberapa foto yang beredar terlihat tubuh korban di penuhi darah segar, sementara tangannya terlihat masih memegangi sebuah botol yang tertancap pada lehernya. (Himawan)