CLOSE ADS
CLOSE ADS

Seorang Ibu Meninggal Usai Antri Gas LPG, DPR Minta Bahlil Cabut Larangan

SuaraNegeri.com
04 Februari 2025 | 08:23 WIB Last Updated 2025-02-04T01:23:16Z

SUARA NEGERI | TANGERANG — Seorang ibu rumah tangga bernama Yonih, meninggal dunia di Pamulang, Tangerang Selatan. Dia diduga kelelahan usai mengantre pengambilan tabung gas LPG 3 kg subsidi.  

Informasi tentang meninggalnya warga Kelurahan Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), bernama Yonih itu disampaikan oleh Ketua Rukun Tetangga (RT) 001, Pamulang Barat, Saeful. 

"Almarhum antre gas di salah satu toko penjual gas 3 kg yang tidak jauh dari lokasi rumahnya. Perkiraan 500 meter dari rumahnya, kecapekan sepertinya," ucap Saeful.  
Saeful mengatakan bahwa Yonih berangkat dari rumah sekitar pukul 10.00 WIB. Usai mendapatkan gas, katanya, almarhum kemudian pulang. Namun di tengah jalan sempat istirahat.

"Jadi almarhumah ini sudah membawa dua tabung gas 3 kg dan hendak pulang. Enggak jauh dari toko, almarhumah tiba-tiba istirahat karena kelelahan di depan toko laundry dan langsung pucat mukanya. Warga yang mengenal almarhumah, kemudian menelepon keluarganya untuk dijemput," jelasnya. 

Dia juga mengungkapkan setelah mengetahui kondisi almarhumah membutuhkan penanganan medis, keluarga korban membawa Yonih ke rumah sakit terdekat. Namun diketahui menghembuskan nafas terakhir sebelum dibawa ke RS.

Diakuinya, sejak pagi antrean warga untuk bisa mendapat dan membeli isi tabung gas terjadi di berbagai wilayah. Bahkan beberapa warga sempat mencari hingga ke daerah Sari Mulya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. 

"Orang banyak mengantar anak sekolah sambil menenteng tabung gas," kata Saeful. 

LPG Langka Sementara itu, salah satu kios agen LPG resmi Pertamina di bilangan Tegal Parang, Jakarta Selatan, kehabisan stok gas melon sejak 3 hari lalu. Seorang pemilik agen yang tak mau disebutkan namanya itu mengaku pembeli banyak berdatangan. Namun, dia tak bisa melayani karena LPG 3 kg tak tersedia. 

"Iya kan tanggal 1 Februari katanya beli [LPG 3 kg] hanya di agen-agen saja kan gitu, nyatanya saya agen nggak diisi. Sudah 3 hari [kosong]," katanya. 

DPR Minta Bahlil Cabut Larangan

Sementara itu, Anggota Komisi XII DPR RI Zulfikar Hamonangan menuturkan kebijakan ini telah mengakibatkan kelangkaan gas melon tersebut di pasaran lantaran terjadi panic buying di tengah masyarakat.

“Hari ini betul-betul sedang heboh persoalan masalah kelangkaan gas 3 kilogram, saya memohon dalam rapat pertemuan hari ini cabut segera, cabut, tarik dan sampaikan kepada Pertamina menunda sementara untuk pemberian izin kepada pengecer itu,” kata Zulfikar Hamonangan dalam rapat kerja bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, di Gedung Nusantara I, Komplek DPR RI, Senayan, Senin, 3 Februari 2025.

Legislator dari fraksi Demokrat ini mengatakan pemerintah sebaiknya menunda kebijakan pelarangan penjualan bagi pengecer sebelum ada ketentuan yang baru. Pasalnya, kebijakan ini telah membuat masyarakat gaduh.

“Sekarang ini hilangkan dulu Pak Menteri. Karena ini gaduh, sekarang di bawah gaduh. Jadi pengecer dibiarkan dulu untuk memberikan suplay kepada masyarakat saat ini karena situasinya rawan di masyarakat,” pungkasnya. (Ant/tis/R-01)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Seorang Ibu Meninggal Usai Antri Gas LPG, DPR Minta Bahlil Cabut Larangan

Trending Now

Iklan