SUARA NEGERI | MAKASSAR — Kasih ibu kepada anak tak terhingga sepanjang masa. Barangkali lirik lagu anak itulah yang cocok menggambarkan kegigihan Mariama, 32, seorang ibu beranak lima yang mencari nafkah dengan taruhan nyawa.
Aksinya viral di media sosial karena nekat memanjat tali kapal di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar demi menjual roti kepada para penumpang. Ngeri melihatnya seperti sedang bermain wahana ekstrem, tapi tanpa pengaman.
Dengan keberanian dan tekad kuat, ia berjuang menghidupi keluarganya setelah bercerai dengan suaminya.
"Anakku ada lima, tiga yang sekolah. Dua tidak sekolah lagi. Saya manjat tali kapal untuk cari uang, jualan. Jual roti," tutur Mariama kepada wartawan, Kamis (20/3).
Ia mengaku sering memanjat tali kapal untuk naik ke atas kapal yang baru sandar karena itulah caranya agar bisa mencari nafkah.
"Rotiku ada yang kasih meluncur naik, ada yang kasih naik di tangga kalau di atas. Seringkali ma manjat begitu," ujarnya.
"Saya berani, kalau jatuh sudah risikonya pak. Anakku kucarikan uang. Demi anak," sambung Mariama.
Ia mengaku telah menjalani pekerjaan ini selama empat tahun terakhir setelah bercerai dengan suaminya.
"Umurku sekarang 32, saya sendiri yang hidupi anak. Sudah cerai dengan suami," tuturnya.
Dari berjualan roti dengan taruhan nyawa itu, Mariama hanya bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 100 ribu per hari.
Setelah ada penertiban dari pihak pelabuhan, ia mengaku tidak akan lagi memanjat tali kapal.
"Setelah ada penertiban, tidak manjat lagi nanti. Karena sudah bisa lewat tangga," katanya.
Menanggapi kejadian itu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Makassar mengambil langkah tegas untuk menertibkan pedagang asongan usai viralnya video mereka memanjat tali untuk naik ke kapal.
Kasi Patroli dan Penindakan KSOP, Musafir, mengatakan pihaknya memberikan edukasi agar aktivitas pedagang lebih tertib dan aman.
"Kita memberikan arahan karena selama ini mereka naik ke kapal sembarangan, bahkan melalui tali. Ini sudah berlangsung lama," katany.
Langkah ini diambil untuk memastikan hanya pedagang beridentitas yang diizinkan naik ke kapal. Edukasi ini bersifat sementara dan akan dievaluasi kembali.
"Ini sifatnya edukasi, bukan permanen. Nanti akan ditinjau ulang oleh pimpinan dan stakeholder terkait," jelasnya.
"Hanya pedagang beridentitas dan menggunakan rompi resmi yang diizinkan naik ke kapal. Jika tidak, pihak Pelni akan menurunkan mereka sesuai SOP," tegas Musafir.
sumber: Jawa Pos