SUARA NEGERI | SELAYAR — Saat umat islam di berbagai daerah mengumandangkan takbiran pada malam ini, namun tak berlaku bagi sebagian warga Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Pasalnya, sebagian warga harus menghadapi kenyataan pahit, karena listrik padam yang terjadi pada Minggu (30/3/2025) malam.
Seluruh desa di wilayah tersebut mengalami kegelapan total, sebuah kejadian yang bukan pertama kali terjadi. Pemadaman listrik yang berulang, bahkan hampir setiap pekan ini memicu kemarahan warga yang merasa hak mereka sebagai konsumen diabaikan.
April, salah seorang warga Pasimasunggu, mengungkapkan kekecewaannya.
"Ini bukan hanya soal gelap, tapi soal kemanusiaan dan hak konsumen yang diabaikan. Kami sudah sangat dirugikan,” tegas April.
Hal senada diungkapkan oleh Andi Musabri, warga labuang pamajang, yang menyoroti dampak ekonomi dari pemadaman listrik, terutama bagi pelaku usaha.
"Ini sangat merugikan masyarakat, apalagi menjelang Lebaran. Saya pribadi sampai harus membeli bahan bakar untuk genset agar usaha tetap berjalan,” keluhnya.
Sementara itu, Muliadi seorang tokoh pemuda Labuang Pamajang, memberikan ultimatum kepada PLN dan Pemerintah Kabupaten Selayar agar segera menyelesaikan permasalahan ini.
"Kami menuntut PLN dan Pemerintah segera mencari solusi konkret. Jangan sampai persoalan ini terus berlarut-larut tanpa ada penyelesaian," ujarnya.
Lebih lanjut, Muliadi juga menyesalkan lambannya respons pemerintah dalam menangani masalah tersebut.
"Ke mana kami harus mengadu? Ke bupati, gubernur, atau langsung ke Presiden Prabowo? Sebelum rakyat bertindak di luar kendali, sebaiknya segera ada solusi nyata,” tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan, listrik di Pasimasunggu belum menyala dan belum ada keterangan resmi dari PLN, baik dari tingkat rayon maupun cabang. (tim)
