SUARA NEGERI | JAKARTA — Dewan Pimpinan Pusat Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (DPP AMPI) melakukan revitalisasi kepengurusan dalam Rapat Pleno ke-V yang digelar di Aula Graha DPP Partai Golkar.
Salah satu agendanya yaitu keputusan menonaktifan Jerry Sambuaga dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP AMPI dikarenakan melakukan pelanggaran berat terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta melanggar etika dan moral organisasi.
Sebagai langkah selanjutnya, pleno juga menunjuk Omar Syarief sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Umum DPP AMPI.
Omar Syarief menegaskan, dirinya akan penuh menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab serta memastikan stabilitas organisasi tetap terjaga.
“Kami berkomitmen untuk menjaga soliditas dan marwah organisasi. Revitalisasi ini adalah langkah strategis untuk memperkuat AMPI sebagai wadah kader muda yang siap berkontribusi bagi bangsa,” ujar Omar Syarief.
Selain itu, pleno juga menerima surat pengunduran diri Plt. Sekretaris Jenderal Rizky Maulana dan mengangkat Hendra Paletteri sebagai Sekretaris Jenderal DPP AMPI secara definitif.
Sementara itu, Rouli Rajagukguk ditunjuk sebagai Bendahara Umum DPP AMPI yang baru.
Mantan Ketua AMPI DPD Jakarta Selatan, Yuwono menilai generasi muda di Indonesia saat ini tidak memahami apa itu Marhaenisme secara konsep yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno.
Pada perkembangannya, istilah tersebut hanya disematkan kepada dan untuk seluruh golongan rakyat kecil, termasuk petani dan buruh, yang hidupnya ditekan oleh orang-orang kaya dan penguasa, yaitu kaum borjuis atau kapitalis.
Pentingnya hari ini untuk menggelorakan kembali semangat Marhaenisme, yang menambah rasa cinta tanah air, dan menjalankan nilai-nilai Pancasila sebagai groundslaag dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya pada generasi muda kemudian hari.
Marhaenisme sebetulnya disusun oleh tiga pemikiran Soekarno yang lain, yaitu analisa kelas marhaen, sosio-nasionalisme, dan sosio-demokrasi. Tiga komponen inilah yang membentuk ajaran Marhaenisme.
"Bung Omar sendiri merupakan kader ideologis yang menerapkan apa Marhaenisme itu sendiri, beliau paham betul terminologi secara kongkrit karena beliau lahir dari rahim rakyat!," Ujarnya.
Kedepannya, Marhaenisme ditubuh AMPI diharapkan menjadi landasan yang kuat bagi perjuangan bagi kaum muda di Indonesia untuk melawan ketimpangan yang terus ada di dunia saat ini.
Marhaenisme juga mengajarkan bahwa keberpihakan pada kesejahteraan rakyat kecil bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah moral yang harus diperjuangkan oleh setiap bangsa yang merdeka yang berorientasi pada keadilan melalui kebijakan publik yang tepat, tutupnya.(dot)