SUARA NEGERI | MAJALENGKA — Presiden Prabowo melakukan panen raya padi bersama di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Majalengka, Jawa Barat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari panen serentak yang diadakan di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.
Panen raya ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan musim tanam, tetapi juga bukti nyata dari peningkatan produktivitas pertanian nasional.
"Kegiatan panen raya ini pun diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta para petani dan pelaku sektor pertanian lainnya dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana dalam keterangan, pada Senin (7/4).
Turut mendampingi Presiden Prabowo dalam kunjungan kali ini adalah Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Dalam giat hari ini, Prabowo menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung petani lokal dengan membeli 1.000 ekor burung hantu sebagai solusi alami untuk mengatasi hama tikus yang meresahkan petani di Majalengka.
Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan bahwa setiap permasalahan petani harus diselesaikan bersama, dan solusi lokal menjadi bagian penting dari strategi pembangunan pertanian nasional.
Prabowo mendengar bahwa daerah tempat lokasi panen raya yang ia datangi di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jati 7, Majalengka memiliki permasalahan hama tikus yang sangat pelik dan solusi paling bagus adalah menghadirkan lebih banyak burung hantu.
Presiden mengatakan, akan menyediakan 1.000 burung hantu untuk membantu petani Majalengka mengatasi hama tikus.
"Sekarang, satu 150.000. Lebih mahal dari yang sebelumnya? Nggak? Nanti saya bantu di sini ya. Saya bantu untuk berapa burung hantu yang saudara perlu. Saya bantu. Benar ya. Perlu tambahan berapa burung hantu? Seribu ekor. Seribu ekor x 150.000. Seribu ekor. Berarti 150 juta. Baik, saya bantu. Hari ini juga," katanya.
Lebih lanjut, Ia menegaskan pentingnya berbagi pengetahuan antar petani dan mendorong produksi pupuk serta obat pertanian secara mandiri di desa.
"Kita saling tukar-menukar pengalaman. Kita beri tahu semua teman-teman di kampung, bagaimana menggunakan pupuk yang kita buat sendiri. Kita juga harus cari obat yang bisa kita buat sendiri," imbuhnya.(BP/MI/R)