SUARA NEGERI | SELAYAR — Kasus penangkapan yang dialami Mursidi (64), warga Pulau Tambuna, kecamatan Taka Bonerate, Kepulauan Selayar menuai berbagai reaksi dan respon yang beragam dari sejumlah pihak, diantaranya Gerakan Pemuda Ansor Kepulauan Selayar.
Diketahui Mursidi ditangkap dan dibawa dari rumahnya oleh empat orang yang mengaku petugas Polda dan diantaranya ada petugas Jagawana Balai Taman Nasional Taka Bonerate, pada Selasa, 15 April 2025 pagi.
Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kepulauan Selayar, Hasman S. Hum., membenarkan tindakan tegas petugas dalam memberikan sanksi kepada pelaku ilegal fishing, namun juga menyampaikan pentingnya memahami konteks sosial dan ekonomi yang melatarbelakangi tindakan tersebut yang menjadi tanggung-jawab bersama.
"Kasus bapak Mursidi mungkin merupakan salah satu contoh kasus dari sejumlah masalah yang lebih luas dari dampak kemiskinan ekstrim yang belum teratasi secara merata," kata Hasman, pada Rabu (16/04/20245) malam.
Lanjut Hasman, menyarankan bahwa pemerintah dan berbagai pihak perlu memberikan solusi yang lebih komprehensif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sehingga mereka tidak terpaksa melakukan tindakan ilegal untuk menghidupi Keluarganya, beberapa solusi dapat diambil sebagai langkah pencegahan.
"Pemerintah perlu meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan melalui program-program yang efektif dan berkelanjutan. Pemerintah dan berbagai pihak juga perlu bekerjasama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan ekonomi lokal," ujarnya.
Diharapkan masalah ilegal fishing dapat diatasi secara lebih efektif dan berkelanjutan. Sehingga tidak ada lagi kejadian yang sama dikemudian hari.
"Sekarang yang menjadi titik fokus kita bagaimana dengan keluarga yang ditinggal pak Mursidi dapat memperoleh penghidupan yang layak, karena kita ketahui bahwa pak Mursidi adalah tulang punggung keluarga yang termasuk dalam kategori miskin ekstrim," ungkapnya. (Tim).