SUARA NEGERI | SELAYAR — Sejumlah nelayan pemancing ikan di kawasan Taka Bonerate mengaku memilih tidak melaut karena biaya operasional dan cuaca yang belum menentu. Ditambah lagi, bertambahnya aturan yang berbanding terbalik dengan pembelian ikan yang semakin hari semakin murah. Akibatnya kalau melaut cari ikan hidup ujungnya adalah kerugian bagi nelayan.
Qubra salah seorang nelayan desa Tarupa mengatakan, bahwa tambah susah mencari ikan ini karena keramba yang ambil hasil saya dan teman-teman tidak beli ikan. Katanya harus ada kerjasama, pada Rabu (16/4/2025).
"Kemarin-kemarin saya sudah masuk kelompok nelayan di balai, tapi ini sekarang keramba ditarik kedarat dan tidak buka, bos juga takut ditindak kalau buka pembelian karena harus ada kerjasama ke balai katanya belum kerjasama sama kawasan," jelasnya lagi.
Lanjutnya, Kita mau mancing ikan mati memang bagus ji juga karena banyak yang beralih, tapi agak berat bagi saya karena mau dikeringkan lagi baru dijual. Memang ada keramba dibuka tapi beda harga belinya. Lagian saya kan bukan anggotanya, keluhnya kepada awak media.
Menangkap ikan hidup itu ongkosnya tinggi karena ikannya berenang lebih dalam atau berpindah tempat sehingga menyebabkan ikan lebih sulit ditangkap. Tapi selain saya banyak ji juga yang lanjut mancing ikan hidup kirim sama teman-teman yang keramba bos ya buka.
Ia juga menambahkan, nelayan Taka Bonerate, khususnya di Tarupa berharap agar informasi dan keluhan nelayan diwilayah Taka Bonerate mendapat kepedulian Pemerintah Kabupaten.
"Kami jadi penonton dulu sementara iye, sampai keramba bos saya terbuka lagi," pungkasnya.
Dari hasil pengumpulan informasi Balai Taman Nasional Taka Bonerate dan sejumlah pihak termasuk pihak Kepolisian sementara melakukan kerjasama untuk mengamankan kawasan Taka Bonerate dari kegiatan destrictive dan ilegal fishing, termasuk melakukan inventarisasi keramba pedagang pengumpul ikan hidup dengan menerapkan perjanjian kerjasama.
Sehingga menghentikan sementara operasional keramba yang belum memenuhi syarat kerjasama. Seperti dikutip dari artikel yang diposting pada halaman portal resmi Taman Nasional Taka Bonerate. (Tim).